Jumat, 06 November 2009

SUMBER DAYA ALAM DAN ENERGI

SUMBER DAYA ALAM DAN ENERGI

ACHMAD SISWANDY ASDAM / achmadsiswandyasdam@gmail.com

NPM : D111 08 005

Kerangka Pikir :

Bumi sejak awal penciptaannya telah dilengkapi dengan kekayaan alam melimpah termasuk sumber daya alam dan energi yang memang diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tiada batasnya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa berbagai kehidupan manusia semakin maju dan berkembang. Namun, semakin banyak kerugian yang ditimbulkan akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga telah mendorong manusia untuk melakukan eksploitasi sumber daya alam dan energi secara terus menerus. Dan tanpa disadari sebelumnya bahwa eksploitasi sumber daya alam dan energi ternyata membuat ketersediaan sumber daya alam dan energi semakin menipis. Berbagai langkah telah ditempuh dalam menyikapi masalah ini, salah satunya dalam bentuk konservasi sumber daya alam dan energi. Akan tetapi timbul pertanyaan, apakah ini cukup untuk membuat ketersediaan sumber daya alam dan energi mampu untuk terus menerus memenuhi kebutuhan manusia ?. Untuk itu meskipun kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong manusia untuk melakukan eksploitasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mampu digunakan oleh manusia untuk mencari sumber daya alam dan energi alternatif dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.

Selayang Pandang Sumber Daya Alam & Energi.

Sumber daya merupakan sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai di dalam kondisi di mana kita menemukannya. Sumber daya terdiri atas sumber daya alam, manusia, modal, teknologi, informasi, dan energi. Sumber daya alam dan energi meliputi semua yang terdapat di bumi baik yang hidup maupun benda mati, berguna bagi manusia, terbatas jumlahnya dan pengusahaannya memenuhi kriteria-kriteria teknologi, ekonomi, sosial dan lingkungan. Dalam hal pengelolaan,, sumber daya alam dan energi haruslah diolah secara optimum dan lestari. Pengelolaan sumber daya alam dan energi harus direncanakan dengan baik dengan memperhatikan daya dukung dari lingkungan. Pengelolaan sumber daya alam dan energi yang tidak direncanakan dengan baik akan menimbulkan dampak yang buruk bagi ekologi, membawa dampak bencana ekologis yang tentunya sangat berpengaruh pada kelestarian dan keseimbangan ekosistem bumi ini. Lebih spesifiknya, pengelolaan sumber daya alam dan energi yang tidak direncanakan dengan baik akan menyebabkan terjadinya degradasi yang besar bagi sumber daya alam dan hutan. Tidak kurang dari 2 juta ha tiap tahunnya sumber daya alam kita hancur, dan hampir di setiap titik investasi terjadi konflik berkepanjangan antara masyarakat, kapital, dan pemerintah. (http://www.jatam.org)

Adapun mengenai konsep dan jenis sumber daya alam dan energi bahwa sumber daya alam dan energi dapat diklasifikasikan menjadi :

· Lahan pertanian. Lahan pertanian adalah salah satu jenis sumber daya alam. Segala bentuk kekayaan alam berupa pangan dihasilkan dari lahan pertanian. Di negara kita Indonesia, begitu banyak sumber daya alam dari segi pertanian yang dihasilkan dari bebagai jenis tumbuhan antara lain padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, bawang dan berbagai macam buah-buahan, seperti jeruk, apel, mangga, dan durian. Oleh karena itu, Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Jadi jelaslah bahwa lahan pertanian menjadi salah satu jenis sumber daya alam.

· Hutan dan segala produknya merupakan salah satu bentuk sumber daya alam. Bagaimana tidak, seluruh kebutuhan papan manusia dapat terpenuhi melalui sumber daya alam ini. Salah satu contohnya kayu yang diperoleh dari hutan Indonesia yang begitu banyak jumlahnya. Adapun hasil hutan yang saat inim kita manfaatkan antara lain kayu (jati, pinus, cemara, cendana), damar, rotan, bambu dan lain-lain.

· Lahan alami untuk rekreasi merupakan salah satu sumber daya alam yang juga sering dimanfaatkan oleh manusia. Begitu banyak lahan alami hasil bentukan alam yang dijadikan tempat rekreasi, di Indonesia contohnya, salah satunya cekungan di daratan yang digenangi air terjadi secara alami disebut danau, misalnya Danau Toba di Sumatera Utara.

· Perikanan darat dan laut juga merupakan salah satu jenis sumber daya alam. Adapun contoh dari sumber daya alam dalam hal perikanan ini diantaranya rumput laut yang bermanfaat untuk bahan baku makanan dan obat, dan terumbu karang yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi bawah laut.

· Sumber mineral merupakan salah satu jenis dari sumber daya alam dan energi. Saat ini sumber mineral telah menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Di Indonesia begitu banyak sumber daya mineral yang telah dimanfaatkan, misalnya batu bara yang banyak digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan industri dan rumah tangga, minyak bumi, besi, emas, perak, nikel, timah, dan lain-lain.

· Sumber daya air, tentunya sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Tidak hanya manusia, semua makhluk hidup memerlukan air. Air telah membawa begitu banyak kemaslahatan bagi kehidupan, meskipun kadang air juga mampu membawa bencana. Beberapa manfaat air diantaranya dapat digunakan sebagai sarana transportasi, sebagai pembangkit listrik tenaga air, sebagai sarana irigasi/pengairan, sebagai sarana wisata/rekreasi, dan masih banyak lagi.

Selain itu masih terdapat klasifikasi lain untuk sumber daya alam dan energi, yaitu :

· Sumber daya alam terbarui (renewable), tergantikan (replenishable), dan tidak habis (nonexhaustible). Contohnya : tanah yang merupakan salah satu contoh dari sumber daya alam ini. Tanah dapat diperbarui, dapat digantikan, dan tidak akan habis. Tanah yang digunakan sebagai media tempat tumbuhan tumbuh dapat diperbarui jika diperlukan, kemudian dapat digantikan fungsinya sebagai media tanam oleh arang, jerami, dan lain-lain. Selain itu, tanah juga merupakan sumber daya alam yang tidak akan pernah habis smpai kapanpun itu.

· Sumber daya alam tidak terbarui, tidak tergantikan, dan habis. Contohnya barang tambang yang ada di dalam perut bumi seperti minyak bumi, batu bara, timah dan nikel. Kita harus menggunakan SDA ini seefisien mungkin. Sebab, seperti batu bara, baru akan terbentuk kembali setelah jutaan tahun kemudian.

Adapun isu pokok dalam pengelolaan sumber daya alam adalah ketersediaan yang terbatas, utamanya sumber daya alam tidak terbarui, tidak tergantikan dan habis. Isu kedua adalah lokasi cadangan sumber daya alam. Ketiga pergeseran pengguna sumber daya alam contohnya sumber daya air pada sungai yang dapat digunakan sebagai pembangkit listrik ataupun irigasi, namun saat ini pengguna sumber daya air dari aliran sungai menggeser kegunaan dari sungai ini dari pembangkit listrik ataupun sebagai irigasi menjadi tempat pembuangan sampah bagi masyarakat pada umumnya. Isu keempat, penggunaan yang tidak bijaksana sehingga kelestarian terancam, misalnya penebangan hutan secara liar untuk mendapatkan kayu dapat membuat kelestarian ataupun ekosistem hutan tersebut terancam. Isu kelima, tidak adanya pertimbangan lingkungan, misalnya nelayan yang mengambil sumber daya alam laut seperti ikan dengan menggunakan bahan peledak tanpa mempertimbangkan lingkungan/ekosistem air. Isu keenam, ketergantungan pada bahan yang inferior, yaitu bahan yang permintaannya akan turun seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat. Isu ketujuh, semakin terbatasnya kondisi lingkungan global. Pengelolaan sumber daya alam yang berlebih seperti pemanfaatan tanah yang saat ini telah banyak digunakan sebagai lahan pembuatan apartemen, dan gedung lainnya sehingga membuat kondisi lingkungan semakin terbatas. Isu kedelapan adalah peranan pasar yang mengakibatkan pengelolaan sumber daya alam tidak maksimal, misalnya penimbunan minyak yang dilakukan oleh segelintir orang sebagai strategi pasar, tentunya akan menyebabkan pengelolaan sumber daya alam tidak maksimal.

Konsep Dasar Produksi Komiditi Sumber Daya Alam & Energi.

Dalam konsep dasar produksi komoditi sumber daya alam dan energi terdapat model dasar pemanfaatan.sumber daya alam dan energi. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai model-model ini, ada beberapa hal yang harus diketahui, yaitu faktor produksi dan peranan sumber daya alam dan energi untuk menghasilkan komoditi. Contohnya dalam hal menghasilkan komoditi meja yang terbuat dari kayu, faktor produksi (seperti : modal, pekerja, dll.) dan peranan sumber daya alam utamanya kayu sangat berperan dalam menghasilkan komoditi meja. Selanjutnya, usaha dalam mengangkat sumber daya alam dan energi berupa eksploitasi atau pemanfaatan, ekstraksi, dan permanenan melalui stock dan flow.

Adapun model dasar pemanfaatan sumber daya alam dan energi yaitu model pertama adalah hubungan antara GNP dan sumber daya yang dinyatakan dalam :

GNP (t) = f {L0 (t), K0 (t), R0 (t), t } dimana L, K, dan R adalah tenaga kerja, modal, dan sumber daya alam serta energi dalam waktu. Model kedua merupakan tingkat konsumsi yang dianggap sebagai indeks kesejahteraan. Hal tersebut digambarkan dalam hubungan C (t) = Cg (t) + [A {S (t)} ], dimana C (t) adalah tingkat konsumsi, Cg (t) adalah nilai barang dan jasa yang dikonsumsi, dan [A {S (t)} ] adalah nilai kepuasan, serta S (t) adalah persediaan dalam waktu t. Selanjutnya model ketiga yang menunjukkan produksi komoditi sumber daya alam dan energi dari sumber daya alam dan energi in situ (dari tempat itu), dalam hubungan R0(t) = g[L1(t), K1(t), S(t), t]. Selanjutnya model keempat berdasarkan sumber daya alam dan energi yang dikelola dengan hubungan H(t) = h[L2(t), K2(t), S(t), t].

Keempat model ini memiliki hubungan dengan rasio cadangan pemanfaatan yang ditunjukkan dalam hubungan sebagai berikut :

Bilamana S(0) adalah cadangan saat ini dan R(0) adalah tingkat ekstraksi dimana ekstraksi tumbuh dengan tingkat r, maka didapat hubungan :

R0(t) = R0 (0). e rt dan rasio cadangan pemanfaatan adalah S (0)/R0(0) = Y tahun.

Bilamana R0 berubah sejalan dengan waktu, maka R0(t) = ò R0 (t) dt =ò R0 (0). e rt dt= R0 (0)/r (e rt –1), penyelesaian dari persamaan ini akan menghasilkan T = ln (rY+1)/r dimana r = 0 dan rY+1 > 0.

Dalam konsep dasar produksi komoditi sumber daya alam dan energi juga terdapat pembahasan mengenai kelangkaan sumber daya alam dan energi serta pertumbuhan ekonomi, dimana ada dua hal yang menandai pengelolaan sumber daya alam dan energi yaitu makin menispisnya pemakaian sumber daya alam dan energi akibat pengelolaan dan pemakaian/pemanfaatan, dan adanya perubahan lingkungan yang merupakan efek langsung dari penggunaan sumber daya alam dan energi. Hubungan keduanya dapat dilihat pada diagram keseimbangan bahan, dimana dalam diagram keseimbangan bahan dapat dilihat bahwa bahan baku yang diambil dari lingkungan atau bahan baku yang merupakan sumber daya alam yang diperoleh dari lingkungan selanjutnya akan mengalami proses produksi untuk dijadikan sebagai barang final yang siap untuk dikonsumsi. Dalam proses produksi ini, selain menghasilkan barang final yang siap untuk dikonsumsi, juga dihasilkan sampah yang selanjutnya akan berpengaruh pada lingkungan. Begitu pula pada barang final yang siap untuk dikonsumsi, maka setelah dikonsumsi, tentunya akan menghasilka sampah yg juga akan berpengaruh pada lingkungan. Jika terdapat penyimpangan akibat ulah manusia yang tidak lagi memperhatikan faktor lingkungan, maka hal ini tentunya akan mempengaruhi secara langsung diagram keseimbangan bahan dari segi kualitas dan kuantitas.

Dalam konsep dasar produksi komoditi sumber daya alam dan energi, kita juga membicarakan mengenai pemanfaatan sumber daya alam dan energi dan perilaku pasar. Dimana sifat pemanfaatan sumber daya alam dan energi adalah positif dan normatif yang menghasilkan model positif dan normatif. Selanjunya mengenai model-model yang telah dibahas pada model dasar pemanfaatan sumber daya alam dan energi akan mencerminkan kondisi permintaan komoditi SDA & E, teknologi produksi dan prosedur pemanfaatan. Adapun model normative diciptakan untuk memungkinkan pemanfaatan SDA & E yang optimal dan lestari. Selain itu, mekanisme pasar menentukan berhasilnya pemanfaatan yang optimal dan lestari tersebut. Adapun jenis-jenis pasar, dapat kita temukan pada literatur, contoh jenis-jenis pasar diantaranya pasar monopoli, dan dan pasar persaingan sempurna.

Selanjutnya terdapat enam faktor yang mempengaruhi kegagalan pasar, yaitu common access sumber daya alam dan energi, maksudnya sumber daya alam dan energi yang telah dapat diakses secara umum, sehingga orang tidak perlu repot-repot lagi untuk memperolehnya pada pasar tertentu. Selanjutnya, faktor yang kedua nilai lingkungan yang dikesampingkan karena disekonomi, maksudnya demi untuk melakukan penghematan dan dengan alasan keborosan seseorang tidak lagi memperhatikan nilai dari lingkungannya sehingga merugikan makhluk hidup lainnya. Ketiga adalah monopoli, tentunya jika dalam suatu pasar terdapat unsur monopoli, maka tentunya akan mempengaruhi kegagalan pasar, karena monopoli memiliki sistem menguasai dengan penuh dan tidak akan membiarkan pengadaan ataupun perkembangan jenis pasar lain. Keempat, tingkat bunga uang, tentunya naik turun dari bunga uang akan mempengaruhi pasar, hal ini akan mempengaruhi intensitas peminjaman modal kepada bank yang akan dipergunakan untuk membuat suatu pasar. Kelima, pajak, tinggi rendah pajak akan sangat mempengaruhi kegagalan pasar. Dan yang terakhir adalah sistem sewa, peraturan, harga dan komitmen pemerintah atau lebih singkatnya kebijakan pemerintah akan sangat mempengaruhi kondisi pasar.

Kelangkaan Sumber Daya Alam & Energi serta Faktor Pencegahan Kelangkaan.

Membahas mengenai kelangkaan sumber daya alam dan energi maka hal yang pertama yang harus diketahui adalah indikator dari kelangkaan sumber daya alam dan energi. Mengapa sumber daya alam dan energi mengalami kelangkaan, dan ap indikator dari kelangkaan tersebut. Adapun indikator dari kelangkaan sumber daya alam dan energi, yaitu pertama dapat dilihat dari indikator fisik. Indikator fisik ini mengacu pada intensitas pemakaian suber daya alan dan energi, serta jumlah cadangan total dari sumber daya alam dan energi tersebut. Indikator selanjutnya adalah indikator ekonomi, dimana pada indikator ekonomi ini dapat diamati pada harga yang merupakan indikator yang paling banyak dipakai, sewa yang merupakan harga bayangan setiap unit sumber daya alam dan energi dalam bentuk stok, biaya produksi termasuk di dalamnya biaya lingkungan, dan tingkat substitusi yang hubungannya dapat dilihat dalam bentuk persamaan diferensial berikut :

σ = [d(L/R)/(L/R)] / [d{(δf/δR)/(δf/δL)}/{(δf/δR)/(δf/δL)}]

Dimana: σ= elastisitas subsitusi; L=masukan tenaga kerja; R=masukan SDA & E.

Pada nilai σ>1, penyesuaian perekonomian bisa lebih mudah terhadap kelangkaan SDA & E dibandingkan bilamana σ<1.

Dengan didiferensiasikannya fungsi elastisitas substitusi di atas, akan menghasilkan suatu grafik berbentuk garis lurus yang menyatakan hubungan tanaga kerja, dan masukan SDA & E terhadap tingkat substitusi.

Setelah berbicara mengenai indikator kelangkaan, juga terdapat faktor-faktor yang dapat menghambat kelangkaan. Adapun faktor-faktor penghambat kelangkaan tersebut, yaitu teknologi. Teknologi dikatakan sebagai penghambat kelangkaan karena teknologi akan lebih mendorong manusi untuk mencar pengganti atau alternative yang akan digunakan untuk menggantikan sumber daya alam dan energi jika suatu saat sumber daya alam dan energi tersebut mengalami kelangkaan. Selain itu teknologi juga dapat digunakan dalam bentuk perdagangan dan transportasi, serta daur ulang. Misalnya pada SPBU kota x, stok bahan bakar SPBU kota x masih normal, semuanya dikarenakan pasokan bahan bakar yang berjalan lancar dan tepat waktu akibat adanya teknologi transportasi berupa mobil (angkutan darat) untuk selalu memasok bahan bakar sehingga dapat menghambat kelangkaan bahan bakar pada SPBU kota x tersebut.

Faktor penghambat kelangkaan yang kedua adalah penemuan lokasi cadangan sumber daya alam baru. Tentunya penemuan lokasi cadangan sumber daya alam dan energi dapat menghambat kelangkaan dari sumber daya alam dan energi, karena jika suatu saat sumber daya alam dan energi di tempat awal eksplorasi telah habis atau mulai mengalami kelangkaan, maka sudah terdapat lokasi cadangan baru untuk tetap menjaga besarnya produksi dari sumber daya alam dan energi tersebut. Sehingga secara otomatis menghambat kelangkaan dari sumber daya alam dan energi tersebut.

Faktor penghambat kelangkaan yang ketiga adalah penggunaan tenaga uap untuk eksploitasi sumur minyak, dan long wall untuk batu bara. Selain melakukan pengeboran pada sumur minyak, eksploitasi juga dapat dilakukan dengan tenaga uap, untuk menjaga jika suatu saat sumur minyak sudah kering, dan tidak dapat dilakukan pengeboran lagi. Disinilah fungsi dari tenaga uap, yaitu dengan memanaskan sehingga menghasilkan tenaga uap agar dapat menjaga pasokan minyak tetap lancar tanpa harus mengalami kelangkaan.

Faktor penghambat keempat, yaitu substitusi pupuk alam dan pupuk kimia, plastic menggunakan kayu, benang sintesis menggantikan wool dan kapas, dan kemajuan di bidang elektronika yang mendorong kemajuan di bidang lainnya.

Kemajuan transportasi dan perdagangan telah menjadi bagian dari penghambat kelangkaan sumber daya alam dan energi. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan transportasi maka dapat proses distribusi produk sumber daya alam dan energi tidak akan terhambat dan dapat didistribusikan secara berkesinambungan.

Selain itu daur ulang juga telah menjadi bagian dari penghambat kelangkaan sumber daya alam dan energi. Hal ini dikarenakan proses daur ulang dapat menghasilkan suatu produk yang dapat menjadi bahan alternatif jika suatu saat sumber daya alam dan energi mengalami kelangkaan. Misalnya, di Jepang yang saat ini menggunakan mobil sampah khusus, dengan sistem bahan bakar khusus, yang didesain untuk menerima bahan bakar yang berasal dari sampah-sampah buangan masyarakat baik itu kertas, plastik, dan bahan organik lainnya, untuk kemudian di daur ulang menjadi bahan bakar.

Konservasi Sumber Daya Alam & Energi.

Seiring dengan pengunaan sumber daya alam dan energi secara terus menerus demi memenuhi kebutuhan manusia, dan dengan mengingat bahwa sumber daya alam dan energi memiliki batas tertentu dalam penggunaannya, atau dapat dikatakan tidak dapat terbarukan lagi, maka manusia perlu mengadakan suatu konservasi demi menjaga stok kebutuhan sumber daya alam dan energi serta menjaga kelestarian lingkungan. Konservasi dalam hal ini dapat dikatakan sebagai penghematan yang mulai dilakukan akibat munculnya kekhawatiran manusia akan semakin langkanya sumber daya alam dan energi akibat pemakaian secara terus menerus dan tiada habisnya.

Konservasi sendiri memiliki konsep atau tujuan bahwa manusia dapat melakukan eksplorasi dan penggunaan sumber daya alam dan energi secara besar-besaran, terbanyak, akan tetapi mampu digunakan dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan dilihat dari sisi ekonomi, konservasi adalah keputusan dalam hal alokasi sumber daya alam dan energi antara masa kini dan masa yang akan datang.

Adapun pandangan konservasionis tentang kelangkaan, bahwa kelangkaan tidak dapat terhindarkan lagi karena keterbatasan fisik dari sumber daya alam dan energi, dimana setiap sumber daya alam dan energi tentunya memiliki batas akhir dimana akan berkurang sedikit demi sedikit dah pada akhirnya habis, dan untuk memulihkan sumber daya alam dan energi dibutuhkan waktu yang cukup lama. Inilah keterbatasan fisik yang dimiliki oleh sumber daya alam dan energi tersebut. Selain itu kelangkaan tidak dapat terhindarkan lagi akibat keseimbangan ekologi yang mulai terganggu dan susutnya mineral. Keseimbangan ekologi yang mulai terganggu dikatakan akan menjadi penyebab terjadinya kelangkaan dikarenakan eksplorasi sumber daya alam dan energi yang tidak memperhatikan lingkungan atau ekosistem sekitarnya, sehingga sumber daya alam dan energi juga akan menjadi sulit untuk terbarukan akibat ekosistem yang rusak.

Pandangan konservasionis selanjutnya tentang kelangkaan, bahwa penggunaan SDA & E secara tidak bestari dapat menyebabkan kelangkaan. Misalnya penggunaan benda yang bersifat merusak dan boros, contohnya nelayan yang menggunakan bahan peledak untuk mendapatkan ikan. Selain merusak ekosistem air, penggunaan bahan peledak ini juga sangat boros disbanding jika melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan pancing ataupun jaring. Penggunaan di bawah kapasitas juga menjadi salah satu permisalan dari penggunaan SDA & E secara tidak bestari. Manajemen SDA & E juga merupakan salah satu bagian dari penggunaan SDA & E secara tidak bestari.

Pandangan konservasionis ketiga tentang kelangkaan adalah dampak sosial melalui terpisahnya hubungan manusia dengan alam. Saat ini hubungan manusa dengan alamnya sudah sangat terpisahkan. Manusia setiap saat menggunakan dan mengeksploitasi sumber daya alam dan energi yang tentunya berasal dari alam, sementara alam hanya dibiarkan begitu saja oleh manusia tanpa adanya pelestarian dan perawatan terhadap alam yang telah member begitu banyak sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Jika hal ini terus dibiarkan, maka akan terjadi kelangkaan akibat kondisi alam yang tidak lagi diperhatikan kelangsungannya, sehingga membuat alam sendiri sangat sulit untuk menghasilkan atau memperbarui kembali sumber daya yang terus menerus digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pandangan konservasionis yang terakhir tentang kelangkaan adalah dampak ekonomi yang meliputi perubahan struktur ekonomi menjadi salah satu penyebab mengapa kelangkaan tidak dapt terhindarkan lagi. Misalnya, suatu negara penghasil batu bara, memiliki kebijakan ekonomi untuk lebih memfokuskan untuk mengekspor batu bara ke negara lain guna menambah pendapatan dari Negara tersebut, sementara kebutuhan batu bara di negara itu sendiri sudah terabaikan, sehingga menyebabkan kelangkaan di negara tersebut.

Selanjutnya adalah arti ekonomi dan analisis manfaat dalam konservasi, dimana pada pengantar konservasi sebelumnya telah dijelaskan mengenai konservasi dari sisi ekonomi yaitu, penggunaan SDA & E secara bestari dan mengingat unsur waktu.

Adapun untuk melaksanakan analisis manfaat, maka dua cara dapat dilakukan, yaitu selisih manfaat dan biaya (net present value-NVP), dan penentuan tingkat hasil kembali (internal rate of return-IRR).

PV = X / (1 + r) t dimana PV adalah nilai sekarang, X biaya atau penerimaan pada tahun t, r adalah tingkat bunga dan t tenggang waktu, oleh karena itu, NPV = (B1–C1)/(1+r) + (B2–C2)/(1+r) +….. (Bn–Cn)/(1+r). Pengusahaan ada manfaat bilamana NPV positif.

Pendekatan lain dengan IRR dimana pengusahaan ada manfaat bilamana tingkat penghasilan > tingkat suku bunga wang yang digunakan. Pendekatan yang digunakan dapat berupa discount (diskonto) dan compound interest. Faktor biaya sosial hendaknya dipertimbangkan oleh pengusaha.

Adapun masalah-masalah dalam pemberian discount, yaitu tidak konsistennya pola penggunaan SDA & E akibat kebutuhan akan SDA & E yang tidak pernah habis dan terpuaskan. Kemudian dapat mendorong terjadinya eksploitasi secara berlebihan, dan tingkat diskonto sosial yang rendah tidak menjamin kenaikan investasi proyek jangka panjang.

Simpulan :

Sumber daya alam sebagai bagian dari sumber daya merupakan kekayaan yang harus dikelola untuk keberlajutan hidup di atas bumi ini. Isu pokok SDA antara lain: ketersediaan yang terbatas, lokasi cadangan, pergeseran pengguna, pertimbangan lingkungan dan peranan pasar.

Berbagai model pemanfaatan SDA & E antara lain: model pertumbuhan, tingkat konsumsi, produksi dan ketersediaan SDA & E, memberikan gambaran arah pemanfaatan SDA & E untuk mencapai pembangunan berkelanjutan

Proses produksi dari bahan SDA & E secara nyata menimbulkan dampak pencemaran lingkungan. Pengendalian pasar memungkinkan pengelolalaan lingkungan dengan arah pembangunan berkelanjutan.

Teknologi merupakan jawaban atas penghambat kelangkaan SDA&E, namun perlu iklim kondusif untuk mengembangkan R & D teknologi.

Kaum pesimis menyatakan dalam jangka panjang inovasi teknologi akan mengalami diminishing returns.

Kaum optimis percaya pertumbuhan ekonomi tidak akan terhalang oleh terbatasnya SDA&E, karena ada teknologi.

Terdapat perbedaan konsep konservasi antara masyarakat dan individu (pengusaha). Adapun hambatan konservasi berasal dari: fisik, ekonomi, kelembagaan dan teknologi.